Mengapa aku harus bimbang
dalam setiap sisi kehidupan
menyambut harapan serta mengenang setiap pembaringan
kenang lubang yang akan menelanku dalm kesendirian
Kegelapan abadi
menyayangkan diri di akhir pertemuan kehidupan
ingin rasanya kembali bersuka ria seperti yang aku lakukan dulu
ternyata pembakaran perbekalanku telah menyengsarakan aku
tanpa ada kesadaran dalam diriku
Mengapa aku sesali
ini adalah siksaku sendiri
yang akan ku pertanggung jawabkan kepada Tuhan ku
tanpa ada penundaan sedetikpun
dan akan abadi aku di sini
menatap luas tanpa adanya pembatasan seperti kehidupan dulu
Hanya berharap sejak sekarang
tanpa danya penundaan karena sebuah nafsuku sendiri
memecah kesombongan, kemunafikan, menduakan Tuhan,
tanpa adanya kesadaran bahwa aku telah terjerumus di lembah ini
karna itu yang telah membakar perbekalanku
Dalam keadaan apalagi aku harus tersadar
bukanlah sudah jelas nampak di sekitar ku
mengapa aku harus menyeali di akhir hayatku
meratap menangisi ruang sisi kehidupan yang penuh keabadian
bersenandung kesakitan dan rintihan pembalasan Tuhan
Selami diriku dulu daripada kau tersilau dengan kilauan yang semu
akan datang padaku dan diriku selalu merindukan-Mu di setiap nafasku
waktu ku telah berjalan dan tak berhenti sedetikpun
sebagai penundaan penyiksaan ku sebab sampah dosa yang ku bawa
Segenap harapan pengampunan dosa dari Tuhan
yang sebelum lahirpun Dia sudah mempunyai Maha dari segala Maha
segumpal penyesalan aku tuangkan di sini sebelum senjaku menjemputku
@IZE
Share
dalam setiap sisi kehidupan
menyambut harapan serta mengenang setiap pembaringan
kenang lubang yang akan menelanku dalm kesendirian
Kegelapan abadi
menyayangkan diri di akhir pertemuan kehidupan
ingin rasanya kembali bersuka ria seperti yang aku lakukan dulu
ternyata pembakaran perbekalanku telah menyengsarakan aku
tanpa ada kesadaran dalam diriku
Mengapa aku sesali
ini adalah siksaku sendiri
yang akan ku pertanggung jawabkan kepada Tuhan ku
tanpa ada penundaan sedetikpun
dan akan abadi aku di sini
menatap luas tanpa adanya pembatasan seperti kehidupan dulu
Hanya berharap sejak sekarang
tanpa danya penundaan karena sebuah nafsuku sendiri
memecah kesombongan, kemunafikan, menduakan Tuhan,
tanpa adanya kesadaran bahwa aku telah terjerumus di lembah ini
karna itu yang telah membakar perbekalanku
Dalam keadaan apalagi aku harus tersadar
bukanlah sudah jelas nampak di sekitar ku
mengapa aku harus menyeali di akhir hayatku
meratap menangisi ruang sisi kehidupan yang penuh keabadian
bersenandung kesakitan dan rintihan pembalasan Tuhan
Selami diriku dulu daripada kau tersilau dengan kilauan yang semu
akan datang padaku dan diriku selalu merindukan-Mu di setiap nafasku
waktu ku telah berjalan dan tak berhenti sedetikpun
sebagai penundaan penyiksaan ku sebab sampah dosa yang ku bawa
Segenap harapan pengampunan dosa dari Tuhan
yang sebelum lahirpun Dia sudah mempunyai Maha dari segala Maha
segumpal penyesalan aku tuangkan di sini sebelum senjaku menjemputku
@IZE
Share